Di ruangan kecil ukurang 3 x 5 meter, pagi ini Pak Anis sedang mengutak-ngatik koding html web SMA โ SMK Al-Marwah. Di sammpingnya sedang duduk sila, Pak Yudha yang sedang membaca koran hari ini. Sedangkan saya masih menunggu Pak Farhan yang akan memperbaiki sistem Operasi Linux Ubuntu saya yang ingin diinstall ulang sembari membaca โ7 Jam Belajar Interaktif Dreamweaver CS4โ karangan Mulya Hadi.
Sambil berkumpul dan saya menunggu Pak Farhan: saya, Pak Anis dan Pak Yudha membicarkan koneksi internet Warnet Komet yang sedang down-lambat sekali.
โPak Gust, Punten yeuh. Maaf ya, koneksi internet lagi lemot. Jadi enggak internetan dulu. Apalagi Facebook-an. Hehe..โ Ujar Pak Yudha sambil mengotak-ngatik kabel LAN di belakang CPU Server.
โIya Pak, tidak apa-apa. Ntar aja di sekolah mau inernetan juga.โ jawab saya.
โIya Pak Gust. Entahlah, sudah dua hari ini koneksi internet di warnet ini tidak lancar. Mungkin karena antenanya yang dibengkokkan oleh petugas speedy kemarin-kemarinโ tambah Pak Anis dengan tetap melihat pada tulisan berwarna biru dan hijau. Koding desain website yang memusingkan menurut saya.
Sedang asyik-asyiknya kami bertiga ngobrol tentang koneksi internet, kemudian datanglah orang yang saya tunggu-tunggu dari tadi, Pak Farhan. Dengan segenggam harddisk eksternal di balik saku jaket yang ia kenakan. Ya, harddisk eksternal itu diantaranya mengandung master install-an sistem Operasi berbasis Open Source: Linux dengan berbagai versi terbaru. Ada Ubuntu 10.10, Linux Mint terbaru, Fedora, Redhet, open suse, mandriva dan lain sebagainya.
Dengan sedikit basa-basi, Pak Farhan pun bergegas menyalin install-an Ubuntu 10.10 ke flash disk saya. Masteer install-an Ubuntu itu hanya sebesar 700MB dan itu cukup untuk disalin ke flash disk saya yang berkapasitas satu GB. Maklum, flash disk lama. Jadi kapasitasnya masih kecil. Tidak seperti yang sekarang ada flash disk yang kapasitasnya mencapai 16 GB.
tulisan lama tahun 2011, saat masih mengajar di SMK Al-Marwah, Pameungpeuk – Bandung ๐
Setelah itu, Pak Farhan pun mulai meng-install laptop saya dengan Linux Ubuntu 10.10. sambil menunggu selesai, kami pun berbincang kembali.
โKalau linux seperti ini apa bedanya, kelebihan dan kekurangannya dibanding dengan microsoft Windows 7 sekarang?โ tanya Pak Yudha kepada Pak Farhan.
โ wah, banyak sekali.ย Mulai dari bebas virus. Jadi tidak usah pasang antivirus. Lalu, lisensi dari linux-nya sendiri gratis. Jadi kalau install tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak. Coba kalau install windows, beli sistem operasinya saja bisa mencapai 1,5 juta rupiah. Belum beli microsoft office, jasa install, dan lain-lain. Sangat mahal.
Nah, kalau menggunakan linux, apapun versinya hanya membutuhkan biaya download dari internet, jasa install dan pengaturan atau maintanace yang tidak akan lebihdari Rp 50.000,- karena sistem operasi Linux ini sudah include-bersatu dengan program-program di dalamnya seperti Opeen Office (seperti Microsoft Office), GIMP (seperti photoshop atau corel draw) dan lain sebagainya. Selain ittu, waktu untuk penginstall-an juga relatif lebih cepat dibanding penginstall-an Microsoft Windows 7 Seven.
Continue reading “Sistem Operasi Berbahasa Sunda” →